Nasi Tumpeng Lippo Karawaci

Nasi tumpeng, adalah sajian khas yang banyak dijumpai dalam berbagai acara perayaan atau ucap syukur di berbagai desa dan kota. Pada mulanya tradisi menggunakan nasi tumpeng sebagai ikon penting dalam acara syukuran atau selamatan ada di masyarakat Jawa. Namun, seiring dengan menyatunya budaya suku-suku di Indonesia, maka nasi tumpeng sudah tidak lagi menjadi “milik” masyarakat Jawa namun sudah menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Pada mulanya nasi tumpeng berbentuk kerucut, sebagai perlambang gunung – yang banyak terdapat di pulau Jawa. Masyarakat Jawa kuno menganggap gunung adalah tempat bersemayam para hyang (dewa-dewa), atau arwah leluhur (nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, bentuk kerucut nasi tumpeng diartikan sebagai perlambang bentuk puncak suci Mahameru, tempat bersemayamnya dewa-dewi. Mahameru adalah nama puncak gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa.

Warna putih pada nasi tumpeng yang pakem menandakan kesucian puncak Mahameru. Gambar di bawah adalah nasi tumpeng kerucut tetapi warna kuning. Nasi tumpeng yang pakem bukan berwarna kuning, tetapi nasi putih. Warna putih disimbolkan sebagai kesucian.