Pada awalnya nasi tumpeng digunakan oleh masyarakat tradisional Jawa sebagai salah satu sajian wajib saat syukuran atau upacara adat. Nasi tumpeng adalah bentuk representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan sesamanya.

Mungkin, dalam pandangan saya, aneh juga jika pada acara pembukaan kantor baru (misalnya) memotong kue tart. Pemotongan kue tart mungkin hanya cocok untuk acara ulang tahun dan pernikahan.

Pada mulanya nasi tumpeng berbentuk kerucut, sebagai perlambang gunung – yang banyak terdapat di pulau Jawa. Masyarakat Jawa kuno menganggap gunung adalah tempat bersemayam para hyang (dewa-dewa), atau arwah leluhur (nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, bentuk kerucut nasi tumpeng sebagai perlambang bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayamnya dewa-dewi.